KEBUTUHAN
PEMBELAJARAN SASTRA DI TEMPAT PENUGASAN
Kebutuhan pembelajaran sastra di tempat penugasan saya di SMA Negeri 1 Lelak,
Manggarai NTT, antara lain:
1.
Tidak ada kegiatan ektrakulikuler.
Kegiatan ektrakulikuler
yang berkaitan dengan pembelajaran sastra di SMA Negeri 1 Lelak tidak ada, hal ini dipengaruhi tidak adanya
pembina untuk melatih minat dan bakat siswa di bidang teater. Jumlah guru
Bahasa Indonesia juga menjadi faktor penting ketiadaan ekstrakulikuler teater.
Selain itu kegiatan
belajar mengajar di SMA Negeri 1 Lelak dilakukan pagi dan sore hari, sehingga
kegiatan ekstrakulikuler yang biasanya diadakan setelah pulang sekolah sulit
untuk dilaksanakan.
2.
Kurangnya referensi, khususnya pembelajaran
sastra.
Referensi yang berakitan
dengan pembelajaran sastra di SMA Negeri 1 Lelak terbatas. Buku yang disediakan
oleh sekolah hanya buku mata pelajaran, beberapa kamus, dan ensiklopedia. Buku
mata pelajaran pun dipinjamkan ketika mata pelajaran itu berlangsung, setelah
kegiatan belajar mengajar selesai buku dikembalikan ke perpustakaan. Kesempatan
membaca siswa hanya dilakukan di sekolah, karena siswa juga tidak mempunyai
semua buku mata pelajaran.
3.
Pembelajaran sastra kurang optimal.
Pembelajaran sastra kurang
optimal terlihat dari antusias siswa ketika menerima materi sastra, membaca novel
misalnya. Dari pihak guru sendiri, guru
kurang memahami materi, strategi yang digunakan kurang menarik bagi siswa, dan
tidak memadainya media untuk menunjang materi pembelajaran sastra.
0 Response to "Geliat Sastra di Nusa Tenggara Nusantara"
Posting Komentar