Pegunungan Bintang adalah salah satu kabupaten di Papua yang memiliki ikon gunung Aplim Apom. Dengan masyarakat yang ramah dan sangat menghargai orang-orang yang berperan dalam pendidikan dan kesehatan. Distrik Okbab merupakan tempat kami bertujuh untuk mengabdi. Masyarakat yang ramah membuat kami sangat nyaman tinggal di sana.
Ada beberapa hal yang membuat hati
kami miris. Kekurangan guru merupakan masalah pertama yang kami rasakan di
tempat itu. Setelah beberapa minggu tinggal di sana kami merasakan banyak kekurangan.
Dalam hal pembelajaran, kami memiliki angan untuk menyesuaikan dengan
pembelajaran di Jawa tetapi itu sangat tidak mungkin untuk dilaksanakan. Pembelajaran
di Okbab dimulai dari nol seperti membelajarakan di SD. Saya mengajar di SMP
Negeri Okbab. Siswa SMP di distrik itu sama dengan siswa SD. Menghafal kata
benda adalah pelajaran pertama yang saya ajarkan di sana karena saya adalah
guru bahasa Indonesia. Saya menginginkan siswa SMP Negeri Okbab bisa menghafal
kata benda, kata kerja, dan menuliskan kalimat yang baik dan benar baik itu
tulisan maupun lisan.
Hal-hal yang dibutuhkan untuk
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Okbab adalah sebagai berikut:
1. Guru
Guru sangat dibutuhkan di Okbab untuk
menjadi fasilitator motivator. Tanpa seorang guru anak-anak Okbab, Pegunungan
Bintang tidak akan dapat berkembang karena pemikiran mereka masih hanya sekedar
ke kebun
2. Sumber
Belajar
Salah satu penghambat pembelajaran yang
ada di distrik Okbab adalah sumber belajar siswa yang sangat kurang. Jika
dikaitkan K13 pelajaran bahasa Indonesia sangat tidak terpenuhi karena
pelajaran ini berbasis teks keseluruhan materinya sedangkan di Okbab sumber belajarnya sangat kurang.
3. Media
Pembelajaran
Sumber belajar yang minim membuat kami
bertujuh kesulitan untuk menggunakan media yang tepat dalam setiap
pembelajaran.
0 Response to "SASTRA OKBAB, PEGUNUNGAN BINTANG"
Posting Komentar